SEOLAH-OLAH dunia saat ini dipaksa bertekuk lutut dalam sebuah revolusi industri berskala masif, yang menekankan disruptive innovation. Pola aktivitas manusia akan diseret dalam arus dahsyat digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan seterusnya.

Di sudut yang lain, data McKinsey (2017) mengonstatir, bahwa perkembangan e- commerce mencapai USD150 miliar hingga 2025. Dan Indonesia tampil sebagai pasar e-commerce dengan pertumbuhan paling tinggi di dunia. Merujuk Bloomberg, 53 persen masyarakat Indonesia akan terlibat aktivitas e-commerce pada 2020. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar karena dipicu besarnya kelas menengah dan budaya konsumtif masyarakat Indonesia yang tergolong tinggi.

Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta sebagai Perguruan Tinggi milik persyarikatan Muhammadiyah tentu ingin merespon dan memberikan solusi. ITB-AD merespon bahwa masa depan sangat ditentukan kegiatan bisnis digital berbasis industri kreatif. Oleh karena ITB-AD sebagai Perguruan Tinggi yang berbasis nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyaan, corak kegiatan pembelajaran yang dikembangkan tentu berorientasi nilai dan moral.

Maka tidak mengherankan, jika ITB-AD akan mengarah sebagai Perguruan Tinggi yang menekankan karakter socio-technopreneur yakni karakter yang mampu melahirkan jiwa-jiwa al-ma’un dan at-ta’awun, memiliki kompetensi teknikal digital dan riset serta mampu mengembangbiakkan jiwa-jiwa entrepreneurship.

Dengan semangat membangun jiwa socio entrepeneurship tersebut, ITB-AD semakin memantapkan diri untuk berkiprah di era revolusi industri 4.0 dengan menghadirkan program kuliah online ( Virtual Learning Program). program kuliah online ini secara resmi dibuka untuk peserta didik tahun akademik 2020/2021.

ITB-AD adalah kawah candradimuka yang akan mempersembahkan jiwa-jiwa socio-technopreneur untuk “kado” bangsa dan semesta ke depan.